Makalah Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik

Standar

Makalah Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik

“Perkembangan Inteligensi Remaja”

Diajukan sebagai pemenuhan salah satu syarat ketuntasan mata kuliah Perkembangan Peserta Didik (PPD) semester genap tahun 2011

Di susun oleh                          ;

Nama                                :  Zettry

NIM                                   :  17514

Jurusan                            :  Kimia

Prodi                                  :  Pendidikan Kimia 2011

Dosen Pembimbing      :  Drs.Indra Ibrahim,M.Si Kons

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2011

Kata Pengantar

Puji dan syukur  penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah untuk mata kuliah Perkembangan Peserta Didik ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Tak lupa ucapan terima kasih penulis kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.Pertama, yaitu kepada orangtua penulis yang telah melahirkan dan membesarkan dengan kasih sayang yang tiada hingga, sehingga penulis bisa berada di dunia ini hingga sekarang. Kedua, yaitu kepada penulis buku referensi yang penulis gunakan dalam penulisan makalah  ini, sehingga mempermudah penulis dalam menyusun materi makalah ini. Ketiga, yaitu kepada teman-teman yang telah memberi masukan dan dukungan, sehingga baiklah makalah ini. Terakhir, yaitu kepada semua pihak  yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu.

Makalah Perkembangan Inteligensi Remaja ini berisi materi tentang inteligensi dan hal-hal menyangkut inteligensi itu sendiri. Materi dalam makalah ini di susun secara runtut dan bersumber dari sumber terpercaya.Sehingga tidak ada hal-hal yang di reka-reka.Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan syarat ketuntasan mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Selain itu, juga untuk berbagi pengetahuan kepada pembaca tentang kondisi inteligensi perkembangan pada fase remaja.

Penulis sadar, tak ada gading yang tak retak. Oleh sebab itulah, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar terjadi perbaikan dimasa yang akan datang.

Padang,  Mei 2011

Zettry

Pendahuluan

1.Latar Belakang

Setiap individu manusia di anugerahi suatu substansi yang tidak di miliki makhluk lain, yaitu akal fikiran. Dengan akalnya itulah manusia dapat berfikir untuk hidup dan kehidupan selanjutnya. Dengan akal dan fikiran itu juga lah manusia dapat menimbang-nimbang perbuatannya, apakah hak atau batil. Namun Tuhan tak memberi keseragaman dalam kapasitas otak kita. Ada yang di anugerahi otak superior dan ada juga yang di anugerahi atok yang sangat lemah, seperti penderita idiot.

Disinilah letak manusia yang harus saling membantu dan saling membutuhkan satu sama lain. Sebagaimana hakikat manusia sebagai makhluk social(homo socius).Dalam hal ini,guru berperan sebagai motivator dan fasilitator dalam proses perkembangan inteligensi anak. Seorang guru harus mampu mengayomi anak yang berinteligensi kurang seperti hal nya anak pada umumnya.Karena anak tersebut dapat berprestasi seperti hal nya anak ber inteligensi tinggi.Hal itu tergantung pada dukungan lingkungan sekitar nya, dan bagaimana guru dan orangtua memotivasi anak agar terus berusaha mengoptimalkan kapasitas kemampuan otak yang dia miliki.

2.Tujuan

Tujuan penulisan makalah Perkembangan Inteligensi Remaja ini adalah :

*.Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.

*.Sebagai sarana berbagi informasi dan pengetahuan dengan para pembaca sekalian.

*.Sebagai persiapan pengetahuan sebagai calon pendidik.

3.Daftar Isi

Judul

Kata Pengantar

Pendahuluan

Latar belakang

Tujuan

Daftar isi

Isi

Pengertian inteligensi

Perkembangan inteligensi pada remaja

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan inteligensi remaja

Hubungan antara inteligensi dan hasil belajar

Usaha guru dan orangtua dalam membantu perkembangan inteligensi remaja

Penutup

Kesimpulan

Saran

Daftar Pustaka

Isi

1.Pengertian Inteligensi

Berikut adalah pendapat para ahli dari dalam dan luar negeri tentang konsep inteligensi.

*.Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.

*.Menurut Alfred Binet, intelegensi terdiri dari tiga komponen, yaitu (1)Kemampuan untuk mengarahkan pikiran dan tindakan,(2)Kemampuan untuk mengubah arah tindakan setelah tindakan tersebut dilaksanakan,(3)Kemampuan untuk mengkritik diri sendiri atau melakukan auto criticism.

*.Menurut Super dan Cities, inteligensi adalah kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau belajar dari pengalaman.

*.Menurut J.P.Guilford, bahwa tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Sedangkan kreativitas adalah suatu proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Lebih jauh, Guilford menyatakan bahwa intelegensi merupakan perpaduan dari banyak faktor khusus.

*.Menurut K. Buhler, intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian.

*.Menurut George D. Stoddard, intelegensi adalah kemampuan untuk memahami masalah-masalah yang bercirikan; mengandung kesukaran, komplek, abstrak, diarahkan pada tujuan, ekonomis, bernilai sosial.

*.Menurut Garett, inteligensi setidak-tidaknya mencakup kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah yang memerlukan pengertian serta menggunakan simbol-simbol.

*.Menurut William Stern, intelegensi adalah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya.

*.Menurut Bischof, psikolog Amerika,inteligensi adalah kemampuan untuk memecahkan segala jenis masalah.

*.Menurut Lewis Hedison Terman, intelegensi adalah kemampuan untuk berfikir secara abstrak dengan baik.

*.Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.

*.Thorndike sebagai seorang tokoh koneksionisme mengemukakan pendapatnya bahwa orang dianggap intelegen apabila responnya merupakan respon yang baik atau sesuai terhadap stimulus yang diterimanya.

*.Freeman memandang intelegensi sebagai kemampuan untuk menyatukan pengalaman-pengalaman, kemampuan untuk belajar dengan lebih baik, kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit dengan memperhatikan aspek psikologis dan intelektual, dan kemampuan untuk berpikir abstrak.

*.Menurut Heidenrich, inteligensi adalah kemampuan untuk belajar dan menggunakan apa yang telah dipelajari dalam usaha untuk menyesuaikan terhadap situasi-situasi yang kurang dikenal atau dalam pemecahan masalah.

*.Menurut Sorenson, intelegensi adalah kemampuan untuk berpikir abstrak, belajar merespon dan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan.

*.Menurut Suryabrata, intelegensi adalah kapasitas yang bersifat umum dari individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi-situasi baru atau problem yang sedang dihadapi.

*Menurut Walters dan Gardnes, intelegensi adalah serangkaian kemampuan-kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah atau produk sebagai konsekuensi eksistensi suatu budaya tertentu.

*.Menurut John W.Santrock, inteligensi adalah kemampuan verbal dan keterampilan memecahkan masalah. Akan tetapi, inteligensi berkenaan dengan kemampuan untuk belajar dari dan menyesuaikan diri terhadap pengalaman dalam kehidupan keseharian.

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah :

1.Kemampuan untuk berfikir secara konvergen (memusat) dan divergen (menyebar)

2.Kemampuan berfikir secara abstrak

3.Kemampuan berfikir dan bertindak secara terarah, bertujuan, dan rasional

4.Kemampuan untuk menyatukan pengalaman-pengalaman

5.Kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari

6.Kemampuan untuk belajar dengan lebih baik

7.Kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit dengan memperhatikan aspek psikologis dan intelektual

8.Kemampuan untuk menyesuaikan diri dan merespon terhadap situasi-situasi baru

9.Kemampuan untuk memahami masalah dan memecahkannya.

Karena intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi sebenarnya tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri intelegensi yaitu :

1.Intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir secara rasional (intelegensi dapat diamati secara langsung).

2.Intelegensi tercermin dari tindakan yang terarah pada penyesuaian diri terhadap lingkungan dan pemecahan masalah yang timbul daripadanya.

2.Perkembangan Inteligensi Pada Remaja

Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dan sebagainya. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka sebagaimana yang terjadi pada fase sebelumnya, yaitu tanpa bantahan.

Dalam pandangan Jean Piaget (ahli perkembangan kognitif), pada masa remaja awal, daya pikir anak sudah mencapai tahap operasi formal. Pada usia ini secara mental anak telah dapat berpikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak. Dengan kata lain, berpikir operasi formal lebih bersifat hipotetis dan abstrak serta sistematis dan ilmiah dalam memecahkan masalah daripada berpikir konkrit.

Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat, sebab dan hasil suatu proses pemecahan masalah.

Para remaja pada fase usia ini tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi atau kesimpulan, prediksi atau perkiraan, dan rencana untuk masa depan kehidupannya. Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka. Dengan kata lain,mereka dapat mengikuti perubahan yang terjadi dalam lingkungannya.Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya kenyataan lain di luar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya. Ia akan melihat bahwa ada banyak aspek dalam melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang lain. Baginya dunia menjadi lebih luas dan seringkali membingungkan, terutama jika ia terbiasa dididik dalam suatu lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak.

Tidak sedikit anak remaja yang berupaya menentukan pilihan-pilihan kegiatannya atas dasar pertimbangan yang rasional, baik dari sisi kompetensi pribadi dan minatnya terhadap pilihan tersebut. Sebagai contoh, bila di sekolah terdapat bermacam-macam program ekstra kurikuler, maka anak tersebut berupaya memilih salah satu ekstra kurikuler yang diminatinya serta sesuai dengan kemampuan dirinya, tidak lagi atas dasar pilihan orang tua.Karena dia sudah bisa merasakan apa yang menonjol dalam dirinya.Sehingga dia mulai mampu mengasah kemampuan nya tersebut.Hal ini juga persiapan hidup masa depan yang membutuhkan kesiapan keterampilan dalam hal pemenuhan kebutuhan keseharian.

Remaja mempuyai rasa ingin tahu yang besar, karena remaja berada pada perkembangan kognitif yang fleksibel, maka remaja memiliki rasa ingin tahu yang besar. Bila rasa ingin tahu itu diarahkan ke hal-hal yang positif (misalnya : penelitian ilmiah, lintas alam, dan sebagainya) maka itu akan sangat membentuk dirinya dengan baik. Tapi bila rasa ingin tahu itu disalurkan dengan cara yang negatiffe maka hal itu bisa merusak dirinya sendiri. Rokok, narkoba, menonton film porno, melakukan seks bebas merupakan tindakan yang dilakukan remaja karena berawal dari rasa ingin tahu yang besar, namun tidak di sertai dengan pertambahan keyakinan nilai-nilai beragama.Penyebab lainnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orangtua yang cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga anak tidak memiliki keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia dan mentalnya. Semestinya, seorang remaja sudah harus mampu mencapai tahap pemikiran abstrak supaya saat mereka lulus sekolah menengah, sudah terbiasa berpikir kritis dan mampu untuk menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik. Untuk itu sekolah, keluarga, lingkungan punya tanggung jawab untuk membina remaja dengan benar.

Sebagai akibat dari proses berfikir secara abstrak dan hipotesis tersebut, maka pola pikir remaja menunjukan kekhususan sebagai berikut:

1.Timbul kesadaran berfikir tentang berbagai kemungkinan tentang dirinya.

2.Mulai memikirkan bayangan tentang dirinya pada masa yang akan datang.

3.Mampu memahami nilai dan norma yang berlaku di lingkungan.

4.Berfikir kritis terhadap berbagai masalah yang di hadapi.

5.Mampu mengaplikasikan ilmu yang telah dia pahami.

6.Dapat mengasimilasi fakta baru dengan fakta lama.

7.Dapat berfikir rasional.

8.Mampu mengambil manfaat dari sebuah pengalaman.

9.Makin berkembangnya rasa toleransi terhadap orang lain yang berbeda pendapat dengannya.

10.Mulai mampu berfikir tentang masalah yang tidak konkret.

Taraf  kecerdasan masing-masing individu tidak sama, ada yang rendah, sedang, dan ada yang tergolong  tinggi. Perbedaan itu telah ada sejak dari lahir , namun perkembangan selanjutnya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.Pengklasifikasian inteligensi di perjelas oleh Binet dan Wais-R sebagai berikut :

IQ                                Persentase                Klasifikasi

160-169                       0,03                             Sangat Superior

150-159                       0,20                             sda.

140-149                       1,10                             sda.

130-139                       3.10                             Superior

120-129                       8,20                             sda.

110-119                       18,10                           Rata-Rata Tinggi

100-109                       23,50                           Rata-Rata

90-99                           23,00                           sda.

80-89                           14,50                           Rata-Rata Rendah

70-79                           5,60                             Batas Lemah

60-69                           2.00                             Lemah Mental

50-59                           0,40                             sda.

40-49                           0,20                             sda.

30-39                           0.03                             sda.

3.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Inteligensi Remaja.

 

Menurut Ngalim Purwanto, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan inteligensi seorang remaja adalah :
*.Faktor pembawa (genetik).
Banyak teori menyatakan kapasitas inteligensi tergantung oleh gen orang tua. Teori konvergensi mengemukakan bahwa anak yang lahir telah mempunyai potensi bawaan, tetapi potensi tidak dapat berkembang dengan baik tanpa mendapat pendidikan dan latihan atau sentuhan dari lingkungan.
*.Faktor gizi.
Perkembangan intelegensi baik dari segi kualitas dan kuantitas tidak terlepas dari faktor gizi. Kuat dan lemahnya fungsi intelegensi juga ditentukan oleh gizi yang memberikan energi bagi anak, sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.Baiknya asupan gizi tentu akan membantu pertumbuhan dan perkembangan dengan baik dan sewajarnya.
*.Faktor kematangan.
Perkembangan fungsi intelegensi dipengaruhi oleh kematangan organ intelegensi itu sendiri. Piagen  membuat empat penahapan kematangan dalam perkembangan  intelegensi, tahap pertama disebut periode sensorik motorik (0 – 2 tahun ), tahap kedua disebut periode pre operasional ( 2-7 tahun ), tahap ketiga disebut periode  operasional kongkret (7-10 tahun), dan tahap ke empat disebut periode operasional formal (11-16 tahun).
Pendapat Piaget tersebut membuktikan bahwa semakin bertambah usia  seseorang , maka intelegensinya makin  berfungsi dengan matang.Jadi, perkembangan intelegensi disini tidak lagi di segi kuantiitas dan strukturnya , tetapi lebih dari segi kualitas yaitu kemampuan menganalisis dengan baik.
*.Faktor pembentukan.
Pendidikan dan latihan yang bersifat kognitif dapat memberikan sumbangan terhadap fungsi intelegensi seseorang. Misalnya orang tua yang menyediakan  fasilitas sarana seperti bahan bacaan majalah anak-anak dan sarana bemain yang memadai, semua itu dapat membentuk inteligensi anak agar dapar berfungsi dan meningkatkan kualitas pikirannya.

*.Kebebasan Psikologi
Perlu dikembangkan kebebasan psikologi pada anak, agar intelegensinya dapat berkembang dengan baik. Hal ini mempunyai sumbangan yang berarti dalam perkembangan intelelgensi.
*.Minat dan pembawaan yang khas.

Minat merupakann suatu substansi dalam setiap diri individu untuk mau dan mampu melekukan sesuatu yang tidak banyak orang bisa melakukannya dengan mudah.Dengan adanya minat,maka ada dorongan dalam diri untuk terus mengembangkan minat tersebut.karena remaja meyakini bahwa minat yang dia punya bukan hal yang lumrah,tapi suatu anugrah yang Tuhan berikan padanya.Sehingga hal itu dapat di yakini sebagai kelebihan dari pribadi lain.

Menurut Andi Mappiare, hal-hal yang dapat mempengaruhi perkembangan intelegensi remaja, yaitu:
*.Bertambahnya informasi yang disimpan ( dalam otak ) seseorang sehingga ia mampu berfikir selektif.
*.Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang  dapat befikir proporsional.
*.Adanya kebebasan berfikir menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis yang radikal dan menunjang keberanian anak memecahkan masalah  dan menarik kesimpulan yang baru dan benar.

4. Hubungan Antara Intelegensi dan Hasil Belajar.

Ada sejumlah faktor yang berpengaruh terhadap potensi belajar peserta didik, yaitu faktor internal yang mencakup aspek fisik, seperti kondisi panca indera  dan fisik umumnya, dan juga psikologis yang meliputi (a)variabel non-kognitif, hal ini menyangkut minat, motifasi, dan kepribadian(b)kemampuan kognitif,aspek ini menyangkut kemampuan khusus dan kemampuan umum (intelegensi). Faktor eksternal mencakup (a)fisik, kondisi tempat belajar(b)sosial, seperti dukungan sosial dan pengaruh budaya.

Menurut Anastasi dan Willeam,dalam setiap kegiatan yang  menuntut prestasi, baik itu prestasi belajar, prestasi kerja, olahraga, seni, dan sebagainya, intelegensi sangat memegang peranan yang sangat penting.Hasil-hasil penelitian menunjukkan adanya sumbangan antara intelegensi terhadap prestasi belajar akademik, yaitu sebesar 30%– 80%.

Dalam realitas kehidupan keseharian, teori-teori tak selalu benar. Pada beberapa teori mengatakan bahwa tingkat inteligensi seseorang sangat berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Hal ini tidak sepenuhnya benar. Kita telah mengetahui bahwa inteligensi ini adalah sebuah potensi yang ada dalam diri setiap manusia, dan masing-masingnya itu mempunyai kapasitasnya.Jadi tak selalu anak ber inteligensi tinggi akan lebih baik hasil belajar nya  jika di bandingkan dengan anak berinteligensi sedang. Karena itu tergantung pada lingkungan dan bagaimana pemanfaatan kapasitas inteligensi yang ada.Mungkin saja seorang anak berinteligensi sedang(normal),lebih baik hasil belajarnya di banding anak ber inteligensi superior.Seperti yang di katakana tadi,semua nya bergantung pada lingkungan dan bagaimana proses pemanfaatan anugerah kapasitas potensi tersebut.Analoginya,anak ber inteligensi normal bisa lebih bagus hasil belajarnya di banding anak berinteligensi superior.Mungkin saja,si anak berinteligensi normal tadi menyadari keterbatasannya dalam belajar,namun dengan giat dia terus berusaha belajar mengasah kemampuannya.Lain halnya dengan anak berinteligensi superior tadi,mungkin dia terlalu mengganggap remeh pelajaran,sehingga pengetahuannya tak bertambah,dan dia hanya puas dengan materi yang di sampaikan guru di sekolah.Jelas tentu hasil belajar si anak ber inteligensi normal rata-rata tadi lah yang akan lebih baik.Karena,walaupun pisau dari bahan bagus tapi tidak di asah,tentu tak kan bisa memotong apa-apa.Namun,walau hanya dari bahan dasar tembaga,jika rutin di asah,tentu akan lebih bermanfaat dan dapat di gunakan dengan semestinya.

Sekarang kita bertanya-tanya tentang seberapa urgensinya kita mengetahui tingkat inteligensi kita. Kita dapat menilik dari dua sisi. Pertama, mengetahui tingkat inteligensi diri itu sangat lah penting. Karena dengan mengetahuinya kita akan termotivasi untuk terus mengembangkan kemampuan tersebut. Tentu hal ini terjadi jika hasil tes inteligensi itu mengatakan bahwa dia adalah individu berinteligensi superior misalnya.Namun apa yang terjadi jika hasil yang di dapat menunjukan bahwa individu bersangkutan mempunyai tingkat inteligensi di bawah rata-rata.Disinilah sisi kedua pandangan tentang urgensi mengetahui tingkat inteligensi didi tadi. Karena dengan mengetahui bahwa dirinya mempunyai inteligensi di bawah rata-rata, tentu dia akan putus asa untuk berusaha. Karena dia berfikir, seberapa keraspun dia berusaha, tak kan berhasil dengan baik.Sehingga terjadi tekanan psikologis dalam diri yang bersangkutan.Jika hal ini terjadi, orangtua dan guru harus bertindak tepat mengembalikan kepercayadirian si anak.Dengan memberikan pemahaman bahwa tingkat inteligensi tinggi saja tak mutlak membuat hasil belajar seseorang jadi baik.Semuanya butuh proses yang baik.Tergantung individu mengasah kemampuan dan kapasitas yang ada dalam diri setiap individu.

5.Usaha Orangtua dan Guru Dalam Membantu Perkembangan Intelegensi Remaja.

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa potensi intelektual tidak dapat berkembang dengan sempurna tanpa mendapatkan perlakuan dari lingkungan. Oleh karena itu, keluarga dan sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam mengembangkan kecerdasan anak. Adapun ayng dapat dilakukan adalah:
*.Dalam proses belajar mengajar hendaknya orang tua atau guru lebih mengutamakan proses dari pada hasil. Misalnya dalam memberikan pertanyaan kepada peserta didik tidak mengutamakan betul atau salah jawaban semata tetapi, lebih yang penting adalah keberaniannya.
*.Menggunakan metode pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir. Misalnya metode penemuan (inquiri) diskusi atau sejenisnya.
*.Guru membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang bersifat abstrak.
*.Menyediakan fasilitas yang memadai untuk menumbuhkembangkan kecerdasan anak, misalnya bahan bacaan, peralatan labor, permainan, dan lainnya.
*.Memberikan tugas sekolah dengan berbagai macam metode yang dapat merangsang dan mengembangkan daya pikir.

*.Memotivasi siswa agar terus berusaha mengoptimalkan kapasitas otak yang dia miliki, karena inteligensi tak hanya sekedar anugerah, tapi juga perlu pengasahan agar dapat mencapai kemampuan optimalnya.

Penutup

1.Kesimpulan

*.Inteligensi adalah suatu kemampuan untuk berfikir secara terarah,abstrak,dapat menjadikan pengalaman sebagai pelajaran.

*.Faktor-faktor tang dapat mempengaruhi perkembangan inteligensi adalah :

1.Genetik

2.Gizi

3.Kematangan

4.Pembentukan

5.Kebebasan psikologis

6.Minat dan pembawaan yang khas

*.Hasil belajar tidak sepenuhnya di pengaruhi oleh tingkat inteligensi seseorang, tapi bagaimana proses memaksimalkan pemanfaatan kapasitas yang ada dalam diri individu.

2.Saran

*.Tingginya inteligensi tak selalu membuat orang jadi pintar.Jadi gunakan lah anugerah kapasitas yang ada dalam diri kita masing-masing.

*.Penulis menyadari bahwa malalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan masukan dari pembaca sekalian.

Daftar Pustaka

Mudjiran dkk.2003.Perkembangan Peserta Didik.Direktorat Jendral pendidikan Tinggi:Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Santrock, W John.2003.Adolescence Perkembangan Remaja.The University of Texas at Dallas: Amerika Serikat

http://keluargacemara.com/pendidikan/pendidikan-anak/intelegensi-dan-iq.html

http://sutisna.com/artikel/artikel-ilmu-sosial/pengertian-intelegensi/

http://de-kill.blogspot.com/2008/03/perkembangan-inteligensi-pada-remaja.html

http://sutisna.com/artikel/artikel-ilmu-sosial/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-intelegensi/